:)

:)
Larasati Ayuningtias

Jumat, 03 Agustus 2012

BERMIMPI, BERUSAHA, & BERDOA


Yup..
Tugas saya hanya tiga, yaitu...
BERMIMPI, BERUSAHA, dan BERDOA.
Karena saya yakin, hasil akhir Allah yang akan menentukannya :)

Langakah pertama, setidaknya saya sudah berani bermimpi untuk mencapai kebaikkan. Niat awal yang baik :) insyaAllah usaha yang dilakukannya pun akan baik mengikutinya. Bermimpi sudah, berusaha sudah, apakah semuanya disertai dengan doa yang baik pula? Hmm yang terakhir ini belum tentu, betulkan?
Yang harus kita ingat, segala sesuatunya itu harus sama besar agar mimpi yang kita inginkan dapat terwujud sesaui dengan harapan. Seimbang itu belum berarti sama besar, melainkan sama besar sudah berarti seimbang. Lebih baik lagi kalau usaha dan doa kita dapat melampaui target, sehingga hasilnyapun akan jauh lebih maksimal :)

Seorang kawan pernah berkata: “Peluang boleh kecil, tapi harapan harus tetap besar. Sasaran panah boleh kecil dan jauh, tapi dengan harapan dan keinginan itu yang mendorong bagaimana kita memanah dengan lebih baik, belajar dan belajar lagi. Dorongan dari diri sendiri, harapan.”

Beruntung dan bersyukurlah kalian yang sudah memiliki peluang besar, tinggal bagaimana kita mengorganisir peluang tersebut untuk mencapai target didepan sana!

Semua itu pilihan..
Mewujudkan mimpi yang sudah dibayangkan, atauuu membiarkan mimpi tersebut menjadi kenangan didalam buku catatan kita?
Saya yakin, sebelum kita menentukan sebuah pilihan, kita sudah menganalisa terlebih dahulu dampak positif dan negative apa yang akan terjadi jika pilihan itu yang kita tentukan. Fungsinya, sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil langkah selanjutnya. Dan, kita juga pasti sudah mempersiapkan diri dengan resiko apapun.

Begitupun dengan saya..
Saya tidak pernah merasa kecewa berlebih dengan semua keputusan yang telah saya ambil, walau banyak pro dan kotra. Tapi, yaaa itulah hidup. Bagaimana kita bisa menjadi pribadi yang terlatih jika semuanya terasa datarrrrrr, tidak ada lekuk dan liku, tidak ada gunung dan lembah haha.

Saudari saya pernah berkata: “Hidup itu seperti bermain jeatcoaster, ada tanjakan ada juga turunan. Disaat kita sudah mencapai puncak, ehh ternyata tikungan didepan sudah menanti kembali. Penuh lekuk dan liku yang berkelok-kelok. “ Tapi kalau semua perjalanan jeatcoaster itu kita nikmati, insyaAllah difinish nanti bisa tersenyum, atau bahkan ketawa cekikikkan hehehe.

Sebuah kisah kembali terungkap hari ini..
Bahagia itu sederhana, jika orang lain menilai kita membuat keputusan terpahit sekalipun, tapi kita senang dan itu dapat mewujudkan kebahagian kita, kenapa tidak? Bukankah kita sudah mengetahui kemampuan diri kita sendiri itu seperti apa :) pernah makan permen nano-nano kan? Nah, itulah yang sedikit bisa menggambarkan perasaan malam ini hehe, hufft.

“Jalannya masih panjang, kerikilnya masih banyak dan jangan berharap usai, karena hanya dengan itu kita terlatih.”

Pernah lihat pelangi setelah hujan turun kan? Yaaa seperti itulah pelangi, selalu memancarkan warna-warninya yang dapat mengubah dunia menjadi lebih indah J pelangi diantara bintang.

Kutipan dari salah satu buku menuliskan: “Jika menginginkan pelangi, maka kita harus siap menerima hujan turun. Karena jiwa tak akan punya pelangi jika mata tidak meneteskan air mata.”


PERTANYAANNYA ADALAH:
  1. Bukanlah, apakah kita akan mati, melainkan bagaimana kita akan menjalani hidup  ini menjadi bermakna?
  2. Sudahkan saya menjadi orang yang berkompeten untuk menjadi pemimpin bagi diri sendiri? ;) ayooo larasss dijawab sendiri dalam hati yaaa hehe. Karena, kita harus siap untuk menjadi pemimpin, juga menjadi prajurit yang siap untuk dipimpin :D

“Jangan berbangga hati jika kita bisa mentertawakan orang lain, tapi berbangga hatilah jika kita bisa membuatnya tertawa, menangis, dan tersenyum. Setidaknya :) kita sudah mencoretkan beberapa warna dalam kehidupannya, untuk mewujudkan kehidupannya seperti warna pelangi.”

Ras :)
Kalau kata lirik lagu Sherina:Lihat segalanya, lebih dekat. Dan ku bisa menilai :) lebih bijak sana.” Karena akan selalu ada senyum yang terurai disetiap waktu-Nya.

“Sehebat apapun kita, sekuat apapun kita, ketika kita tidak bersama Allah, kita bukan apa-apa,” tolong direnungkan yaaa kalimat yang satu ini, karena selama ini tuh kita bukannya tidak sadar, melainkan tidak ingat!

Kalau kata lagu Abah tuh, Mentari :)

Mentari kecil
3 agustus 2012
21:47


Ayo kawan-kawan tingkatkan minat baca dan menulis sejak dini, kemajuan suatu bangsa itu dapat ditentukan oleh tinggi atau rendahnya minat baca dari kaum tersebut.
#perasaan tulisan kali ini nyambungnya kemana-mana yaaa, hehehe. Maklumlah, namanya juga tulisan ringan dan sederhana saja ;) tinggg.. namanya juga Laras, yaaa kayak gini cara menyemangati diri sendiri :D karena semangat dari diri sendirilah yang paling penting :D “STIMULAN JIWA DI PAGI HARI” huahahah.



wassalam
mentari kecil, Larasati Ayuningtias :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar